Minggu, 02 Maret 2008

it'S ab0ut My naMe...

tHe hIst0rY 0f My naMe
Dahulu kala, pada tahun 1991, hidup sepasang suami istri yang berasal dari tanah Jawa, tepatnya Indramayu, Jawa Barat. Sang suami adalah seorang PNS (Pegawai Negeri Sipil), sedangkan sang istri adalah seorang ibu rumah tangga. Karena adanya tuntutan pekerjaan, maka dengan sangat terpaksa sepasang suami istri itu pun meninggalkan tanah kelahiran mereka dan bermigrasi ke suatu pulau yang sama sekali belum mereka kenal, Yaitu pulau NTB (Nusa Tenggara Barat), tepatnya di Mataram. Setelah beberapa bulan kemudian, lalu sang istri pun mengandung. Sampai di usia kandungan yang cukup matang, yaitu sekitar 7 bulan. Karena permintaan sang suami, yang menginginkan kelahiran anak pertamanya di tanah jawa, maka sang istri pun menuruti permintaan sang suami untuk pulang ke Jawa Barat. Maka selang beberapa bulan kemudian, sang istri pun akhirnya melahirkan seorang anak perempuan, meskipun sang suami masih ada di seberang pulau nan jauh disana. Atas ide sang suami, bayi perempuan tersebut diberi nama sesuai dengan nama bus yang sering mereka lihat dalam perjalanan Mataram-Indramayu atau Indramayu-Mataram. Lalu menurut permintaan sang nenek bayi, yang menginginkan sang bayi tersebut dapat berperilaku seperti seorang sufi perempuan, dari Arab Saudi. ‘Rabiah aL-aDawiyah’. Maka, sang bayi tersebut dinamakan ‘INdaH R0bi’atul aDawiaH’.
Yups, it’s about ‘tHe hIst0rY 0f My naMe’

_tHe EnD_

Sabtu, 23 Februari 2008

aUtH0r 0f "Mentante! C0nan"




_A0yaMa g0sH0_




Aoyama-sensei was born in Daiei, Tottori in June, on the 38th year of the Showa Era. “Aoyama Gosho” is his real name. His home is located in front of the Daiei Town Plaza where his home owns a Bike Repair shop and a Grocery store. His favourite food is rice with curry.Aoyama-sensei has been talented in drawing ever since he was a child.
When he was in the first grade, his painting, the “Yukiai War”, won a competition and was displayed in the Tottori Daimaru Department Store. He studied at a local high school (Ikuei High) and then went to Nihon University College of Art in Tokyo. During his university years, in winter of 1986, in his freshman year, Aoyama-sensei entered a Manga (comic) contest and won. This was a stepping-stone for his career as an artist (Mangaka) and author, as well as a turning point for him in his life. Aoyama-sensei’s first maiden work was a manga called “Chotto Mattete (Wait a Minute) which was published in the weekly magazine “Shounen Sunday” in winter of ‘87. Afterwards, “Magic Kaito” made its debut on the same magazine.
In the beginning of the 90s, another story done by Aoyama-sensei called, “Yaiba” came out, which released up to twenty-four volumes. This manga won the Shogakukan Manga Contest in ‘92. Other works he released in tankouban included "Magic Kaito," "Third Baseman No.4," "Aoyama Gosho Short Stories," and the all famous "Detective Conan."As for “Detective Conan”, which currently is being release weekly on Shounen Sunday, it is one of the most popular and best selling mangas in Japan. As for the author of this popular manga, Aoyama-sensei has to think rigorously to create stories, especially when it comes to the solutions for his cases.
Let’s all enjoy Detective Conan which were ingeniously created by the hard-working Aoyama-sensei.On May 5th 2005, Aoyama-sensei marries Minami Takayama who, coincidentally, is the voice actor of Conan Edogawa; one Aoyama-sensei’s famous anime series: Detective Conan.

BaCa N!eH...

_Indigo Child 1_

Di Indonesia anak yang memiliki indera keenam atau disebut juga memiliki "mata ketiga". Dalam bahasa populernya disebut indigo child atau sixth sense karena anak-anak tersebut punya ciri-ciri khusus yang agak berbeda dengan anak-anak kebanyakan.
Berbeda dengan anak yang mendapat predikat jenius yang kemampuan otak mereka luar biasa pintar dan menjadikan mereka menonjol dalam prestasi belajar, dan selalu dipastikan selalu menduduki peringkat satu di kelas bahkan di angkatannya, anak-anak yang termasuk indigo child dalam kehidupan sehari-hari bisa terkesan biasa-biasa saja dalam segi prestasi, bahkan ada beberapa yang harus tinggal kelas.
Itu sebenarnya bukan berarti indigo child anak yang ber-IQ rendah, malah sebaliknya kalau diperiksa bahkan IQ mereka banyak yang sangat tinggi, setaraf, bahkan lebih dari, IQ anak jenius. Nah di mana masalahnya, kenapa mereka bisa berbeda. Indigo child kebanyakan malas belajar dan kurang ambisi, bahkan beberapa anak mengeluh sering sakit kepala karena banyak hal yang mereka tidak mengerti berada di pikiran mereka.
Umumnya anak Indigo berkepintaran tinggi, walaupun tidak bisa diukur dengan prestasi sekolah dengan ukuran peringkat. Mereka punya kemampuan berpikir, berdialog setingkat orang dewasa. Jadi, hati-hati kalau berhadapan dengan seorang indigo jangan mengukur kemampuan berpikir mereka dari usia dan pendidikannya. Terkadang apa yang tidak sampai dalam alam pikir kita sebagai orang dewasa, indigo bisa mencapainya. Jadi, terkesan ia banyak akalnya dan banyak maunya, menjadikan mereka suka dicap sebagai anak kecil "sok tahu" atau kalau orang dewasa dicap sebagai orang sombonglah karena suka menganggap lawan berdialog "telmi" (telat mikir).
Indigo banyak yang mempunyai kemampuan di luar nalar. Misalnya, dia bisa melihat dan berdialog dengan teman-teman di alam lain yang tidak bisa dilihat orang lain atau mendadak piknik keluarga yang sudah dirancang matang jauh hari sebelumnya hanya karena dia merasakan akan mendapat rintangan atau kecelakaan dalam perjalanan, jadi batal.
Di Amerika, anak jenius tersebut langsung ditangani dan diangkat jadi aset negara. Tetapi, di Indonesia perhatian untuk anak jenius saja masih tanda tanya, apalagi untuk anak indigo yang sering dicemooh "ada-ada saja".

Selasa, 05 Februari 2008

My p0em....

Saat malam datang
Kadang ku merasa senang
Kadang ku merasa gundah
Kau tahu...
Aku senang melihatmu
Aku senang memandangmu
Kau sangat menakjubkan
Cahayamu sangat menyejukkan hatiku
Entah, sihir apa yang kau pakai?
Hingga ku damai bersamamu
Tapi, apabila tak ada cahayamu
Ku merasa gundah
Karna kaulah curahan hatiku
Ku harap kau kan selalu ada
Karna sepiku tanpamu
Hadirlah selalu...